17 February 2013

Hamil kosong atau Hamil nir-mudigah


Apa yang dimaksud dengan hamil kosong atau hamil nir-mudigah?

Hamil kosong atau hamil nir-mudigah (blighted ovum, anembryonic pregnancy) terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel pada dinding rahim, tetapi embrio tidak berkembang. Sel-sel tersebut tetap berkembang membentuk kantong kehamilan, tetapi tidak mengembangkan embrio itu sendiri. Hamil nir-mudigah itu terjadi pada triwulan pertama, seringkali sebelum seseorang wanita mengetahui bahwa dirinya hamil. Kelainan kromosom taraf tinggi atau berat biasanya menyebabkan tubuh wanita mengalami keguguran dengan sendirinya, dikenal sebagai pilihan (seleksi) alam.

Bagaimana diketahui seseorang wanita hamil mengalami hamil nir-mudigah?

Peluang nir-mudigah dapat terjadi sangat dini pada suatu masa kehamilan, sebelum kebanyakan wanita tahu bahwa mereka hamil. Tanda-tanda kehamilan tetap tampil, seperti tidak haid atau ‘haid’ yang terlambat dan bahkan uji kehamilan positif. Banyak wanita menganggap kehamilan mereka berada pada jalur yang benar karena kadar hormon hamil (human chorionic gonadotropin, hCG) mereka meningkat.

Plasenta bisa terus tumbuh dan mendukung dirinya sendiri untuk waktu yang singkat tanpa kehadiran janin di dalam rahim, dan hormon hamil dapat terus meningkat, yang akan menyebabkan seseorang wanita percaya bahwa dirinya masih hamil. Diagnosis biasanya tidak dibuat sampai hasil pemeriksaan USG (ultrasonografi) menunjukkan baik rahim yang kosong maupu kantong hamil yang kosong. Ada kemungkinan terjadi kejang perut ringan, bercak darah atau perdarahan dari vagina.

Apa penyebab hamil nir-mudigah?

Hamil nir-mudifah merupakan penyebab dari sekitar 50% keguguran triwulan pertama dan biasanya merupakan akibat gangguan kromosom. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tidak berupaa untuk melanjutkan kehamilan karena janin itu tidak akan berkembang menjadi bayi yang sehat. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau mutu spermatozoa atau telur yang buruk yang sudah ada sebelum berlangsung pembuahan.

Haruskah dilatasi dan kuretase (D-K) dilakukan atau boleh ditunggu sampai terjadi keguguran alami?

Keputusan ini hanya dapat dipilih dan ditentukan sendiri oleh pasien. Kebanyakan dokter tidak menganjurkan untuk memilih bagi kehilangan kehamilan dini seperti hamil nir-mudigah ini. Alasannya adalah karena diyakini bahwa tubuh wanita tersebut mampu melepaskan jaringan mati itu sendiri dan tidak perlu tindakan bedah invasif yang dapat memberikan dengan risiko penyulit (komplikasi). Namun demikian, D-K tetap bermanfaat jika pasien berencana memeriksakan jaringan yang lepas tersebut pada laboratorium histopatologi untuk menentukan mengapa terjadi keguguran. Sebagian wanita merasa bahwa tindakan D-K itu membantu penyelesaian secara mental dan fisik; sebagian yang lainnya merasa D-K tersebut merupakan tindakan invasif yang dapat membuat keguguran itu lebih traumatis.

Bagaimana hamil nir-mudigah dapat dicegah?

Disayangkan pada kebanyakan kasus, hamil nir-mudigah ini tidak dapat dicegah. Sebagian  pasutri berupaya menjalani uji genetik jika kejadian kehilangan kehamilan dini ini terjadi berkali-kali. Hamil nir-mudigah seringkali merupakan kejadian yang sekali saja, dan jarang dialami lebih dari satu kali.
Kebanyakan dokter menyarankan pasutri untuk menunggu agar tidak hamil dulu sekurang-kurangnya 1-3 siklus haid teratur setelah semua jenis keguguran.

 

Disadur dari:

http://americanpregnancy.org/pregnancycomplications/blightedovum.html - edisi Feb 2013

06 January 2013

Servisitis: Peradangan mulut rahim


Apa servisitis itu?

Servisitis adalah peradangan leher rahim (serviks), yaitu ujung bawah rahim (porsio) yang terbuka ke dalam vagina.

Servisitis merupakan gangguan yang umum dialami oleh wanita. Ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk infeksi, iritasi kimiawi atau fisik, cedera sel yang melapisi serviks, dan alergi.

Penting sekali penyebab servisitis ditentukan. Jika masalahnya adalah infeksi, maka keadaan ini dapat menyebar ke luar serviks, termasuk ke rahim (uterus) dan saluran telur (tuba Falloppii). Akibatnya, dapat menimbulkan masalah kesuburan (fertilitas) atau kemampuan untuk hamil. Mungkin menyebabkan masalah dengan janin di dalam kandungan (rahim) jika terjadi semasa hamil.

Sel-sel yang teriritasi atau terinfeksi tersebut dapat menjadi merah, bengkak, dan merembeskan getah dan nanah. Mungkin juga mudah berdarah bila disentuh.

Apa penyebab servisitis?

Kasus peradangan berat biasanya disebabkan oleh infeksi yang melintas selama kegiatan seksual.  Penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menyebabkan servisitis meliputi:
  • gonorea
  • klamidia
  • herpes genital
  • trikomoniasis

Namun demikian, banyak pula wanita dengan servisitis hasil ujinya tidak menunjukkan hasil positif untuk semua jenis infeksi tersebut.

Penyebab lain dari peradangan, meliputi:
  • Alergi terhadap bahan kimia yang ada di dalam spermisida, pembilas vagina, atau kondom berbahan karet lateks.
  • Iritasi atau cedera dari tampon, pessarium, atau dari alat kontrasepsi wanita seperti diafragma.
  • Ketidakseimbangan bakteri. Pada keadaan normal, bakteri sehat di vagina dikalahkan oleh bakteri yang tidak sehat atau berbahaya. Ini juga disebut vaginosis bakterial.
  • Ketidakseimbangan hormon. Kadar estrogen yang relatif rendah atau progesteron yang relatif tinggi dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mempertahankan jaringan serviks yang sehat.
  • Kanker atau pengobatan kanker. Pada keadaan jarang, penanganan dengan radiasi atau pemberian obat antikanker dapat menyebabkan perubahan pada serviks yang sesuai dengan servisitis.

Gejala servisitis

Kebanyakan wanita yang mengalami servisitis tidak memperlihatkan gejala apapun. Keadaan tersebut dapat dijumpai hanya setelah dilakukan pemeriksaan atau uji berkala.

Tanda-tanda dan gejala-gejala, jika ada, meliputi:
  • Luah (discharge) vagina berwarna kelabu atau kuning pucat.
  • Perdarahan vagina abnormal, seperti perdarahan pascasanggama atau antar haid.
  • Nyeri sanggama (dispareunia).
  • Berkemih yang sukar, nyeri, dan sering.
  • Nyeri panggul atau perut atau demam, pada keadaan yang jarang.

Faktor risiko servisitis

Risiko tinggi terkena servisitis jika Anda:
  • Baru saja bersanggama tanpa memakai kondom.
  • Berganti-ganti pasangan seks.
  • Memiliki servisitis sebelumnya.

Telah diperlihatkan bahwa servisitis berpeluang kambuh  8-25% pada wanita yang pernah terkena sebelumnya.

Diagnosis servisitis

Jika Anda dicurigai terkena servisitis, mungkin akan dilakukan pemeriksaan panggul. Ini memungkinkan dokter melihat serviks lebih dekat dan juga melakukan pengambilan usap (swab) serviks untuk mengumpulkan getah vagina atau untuk melihat sejauh mana mudah berdarah.

Mungkin pula Anda akan ditanya tentang riwayat seksual, meliputi:
  • Jumlah pasangan sanggama dalam 60 hari terakhir.
  • Apakah bersanggama tanpa kondom.
  • Jenis kontrasepsi yang Anda gunakan.
Meski Anda tidak memperlihatkan gejala, Anda tetap melakukan pemeriksaan rutin untuk mencari servisitis jika:
  • Anda sedang hamil.
  • Dokter memperkirakan Anda berisiko tinggi terkena PMS.

Uji untuk servisitis

Getah vagina Anda akan diuji untuk mengetahui keberadaan bakteri atau virus yang berbahaya. Juga serviks akan diusap untuk memeriksa luah, pembengkakan, nyeri, dan perdarahan.

Penanganan servisitis

Penanganan servisitis mungkin tidak diberikan jika penyebabnya bukan PMS. Jika infeksi dicurigai, tujuan utama pengobatan adalah mencegah infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur, atau jika Anda sedang hamil, untuk janin di dalam rahim.

Bergantung pada organisme apa sebagai penyebab infeksi, mungkin akan diberikan obat:
  • Antibiotika
  • Antijamur
  • Antivirus
Dokter mungkin menyarankan pasangan (suami) Anda juga perlu diobati agar Anda Anda tidak terinfeksi lagi. Anda patut tidak bersanggama sampai Anda dan pasangan (suami) Anda selesai ditangani.

Pengobatan sangat penting diberikan jika Anda positif terkena HIV. Hal itu dikarenakan servisitis meningkatkan jumlah virus yang ditumpahkan dari serviks, sehingga meningkatkan peluang Anda untuk menginfeksi pasangan (suami). Selain itu adanya servisitis memudahkan Anda terkena HIV dari pasangan yang HIV-positif.

Jika gejala itu bertahan meski dengan pengobatan, maka Anda harus dinilai lagi.Penanganan nir-obat, seperti bilas vagina atau pengobatan berbasis yogurt tidak bekhasiat untuk servisitis.

Pencegahan servisitis
  • Risiko terkena servisitis dapat diturunkan dengan mengambil langkah-langkah berikut:
  • Memakai kondom pada saat bersanggama.
  • Hanya bersanggama dengan suami yang sah.
  • Hindari bersanggama jika suami memiliki luka atau luah penis.
  • Jika sedang diobati untuk penyakit menular seksual, perlu tanyakan pada dokter apakah suami juga harus diobati.
  • Jangan gunakan produk-produk pembersih kewanitaan. Ini dapat menyebabkan iritasi vagina dan serviks.
  • Jika Anda mengidap diabetes mellitus (sakit gula), perlu pertahankan kadar gula agar terkendali dengan baik.


Disadur dari:

http://women.webmd.com/guide/cervicitis?page=2 - Sunday, January 6, 13 -  2:56:49 PM


01 January 2013

Adenomiosis dan Penanganannya


Adenomiosis: Apa itu?


Adenomiosis adalah keadaan adanya lapisan dalam rahim (endometrium) menerobos dinding otot rahim (miometrium). Adenomiosis dapat menyebabkan kejang haid, tekanan perut bagian bawah, dan kembung sebelum kurun haid dan dapat menyebabkan perdarahan haid yang berat. Keadaan ini dapat ditemukan di seluruh rahim atau terbatas di satu tempat.

Meskipun adenomiosis dianggap keadaan jinak (tidak mengancam jiwa), tetapi rasa nyeri yang kerap dan perdarahan berat yang terkait dengan itu dapat berdampak negatif terhadap mutu hidup wanita.

Apa gejala adenomiosis?

Sebagian wanita yang terdiagnosis adenomiosis mungkin tidak bergejala, tetapi penyakit ini dapat menyebabkan:
  • Perdarahan berat, haid berkepanjangan
  • Kejang haid berat
  • Tekanan perut dan kembung

Siapa yang terkena adenomiosis?

Adenomiosis merupakan keadaan yang lazim dijumpai pada wanita. Penyakit ini paling sering ditemukan pada wanita paruh baya dan wanita yang telah memiliki anak. Selain itu dapat pula menyerang wanita yang telah menjalani pembedahan rahim sebelumnya.

Meskipun penyebab adenomiosis belum diketahui, telah dibuktikan bahwa berbagai hormon - termasuk estrogen, progesteron, prolaktin, dan hormon perangsang folikel - dapat memicu penyakit ini.

Bagaimana cara mendiagnosis adenomiosis?

Hingga kini, satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis adenomiosis adalah histerektomi dan memeriksa jaringan rahim di bawah mikroskop. Namun demikian, teknologi pencitraan telah memungkinkan dokter untuk mengenali adenomiosis tanpa pembedahan. Dengan ultrasonografi (USG) transvaginal atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI), dapat dilihat perangai dan ciri penyakit ini di rahim.

Jika dicurigai ada adenomiosis, langkah pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan panggul dapat menemukan rahim yang membesar dan melunak. USG memungkinkan untuk melihat rahim, lapisannya, dan dinding otot. Meskipun USG tidak dapat memastikan diagnosis adenomiosis, tetapi dapat membantu untuk menyingkirkan keadaan lain dengan gejala yang serupa.

Teknik lain yang terkadang digunakan untuk membantu menilai gejala yang terkait adenomiosis adalah histerosonografi. Dalam histerosonografi, larutan garam disuntikkan melalui pipa kecil ke dalam rahim sebelum dilakukan USG. MRI dapat digunakan untuk memastikan diagnosis adenomiosis pada wanita dengan perdarahan uterus abnormal.

Mengingat gejalanya sangat mirip, adenomiosis sering disalah-tafsirkan sebagai miom uterus (fibroids). Namun, dua keadaan tersebut tidak sama. Miom adalah massa jaringan yang melekat pada dinding rahim, sedangkan adenomiosis adalah pertumbuhan di dalam dinding rahim. Diagnosis yang jitu merupakan kunci bagi memilih penanganan yang tepat.

Bagaimana adenomiosis ditangani?

Pengobatan untuk adenomiosis sebagian bergantung pada gejala, keparahannya, dan kecukupan jumlah anak. Gejala ringan dapat diobati dengan obat anti-nyeri yang dijual bebas dan penggunaan bantal pemanas untuk meringankan kejang.

  • Obat antiradang. Obat antiradang nir steroid (OARNS) atau anti-inflammatory drugs, (NSAIDs) meringankan nyeri ringan terkait dengan adenomiosis. OARNS biasanya dimulakan satu sampai dua hari sebelum awal kurun haid dan terus dilanjutkan sampai beberapa hari pertama kurun haid.
  • Pengobatan hormonal. Gejala seperti haid yang berlimpah atau sangat nyeri dikendalikan dengan pemberian hormon seperti AKDR-pelepas LNG (levonorgestrel) yang dipasang ke dalam rahim, penghambat aromatase, dan analog GnRH.
  •  Embolisasi arteri uterina. Pada tindakan invasif minimal, partikel kecil digunakan untuk membendung pembuluh darah yang mengalirkan darah ke adenomiosis tersebut. Partikel-partikel dipandu melalui pipa kecil yang dimasukkan ke dalam vagina melalui leher rahim (serviks). Akibat pasok darah terputus, maka adenomiosis akan menyusut.
  • Ablasi endometrium. Tindakan invasif minimal ini menghancurkan selaput rongga rahim. Ablasi endometrium ternyata berdaya-guna (efektif) untuk mengurangi gejala jika adenomiosis belum menembus jauh ke dalam dinding otot dinding rahim.
  • Reseksi adenomiosis. Dengan cara pembedahan ini, bagian jaringan otot dinding rahim yang terkena penyakit adenomiosis disayat dan dibuang sebanyak mungkin. Sebelum tindakan ini dikerjakan, paling baik adalah memberikan sekurang-kurangnya satu kali suntikan obat agonis-GnRH pada 4 minggu sebelum hari pembedahan. Tujuannya adalah untuk mempertegas batas jaringan yang sakit agar mudah disayat dan dibuang.
Apakah adenomiosis menjadi penyebab infertilitas?

Berhubung banyak wanita yang menderita adenomiosis juga memiliki endometriosis, maka sukar untuk mengatakan dengan tepat apa peran adenomiosis dalam masalah kesuburan. Namun demikian, telah ditunjukkan bahwa adenomiosis dapat menyebabkan infertilitas, karena mengubah bentuk rahim dan memperburuk pasok darah serta mengganggu daya imun di selaput rahim.

Adenomiosis dapat disembuhkan?

Satu-satunya penanganan pasti (definitif) untuk adenomiosis adalah histerektomi, atau pengangkatan rahim. Ini seringkali menjadi pilihan penanganan bagi wanita dengan gejala-gejala yang mencolok.



 

 

Disadur dari:
http://women.webmd.com/adenomyosis-symptoms-causes-treatments?page=2 - Selasa, 1 Januari 13 -2:01:53 PM

31 December 2012

Uji Infertilitas Pria


Mengapa air mani perlu diperiksa (analisis)?
Sekitar sepertiga dari semua masalah yang berhubungan dengan kesuburan (fertilitas) karena persoalan-persoalan infertilitas pria. Seringkali seorang pria benar-benar tampak sehat, tetapi menghasilkan sperma yang bermutu bu­­ruk. Sebagian lagi pria mungkin memiliki masalah medis yang lebih parah, misalnya kadar hormon seks lelaki (testosteron) rendah.
Analisis semen merupalan uji infertilitas pria yang paling penting. Cara ini dapat mengukur dengan jitu jumlah, motilitas (daya gerak), morfologi (uku­ran dan bentuk) spermatozoa, dan volum dan konsistensi percontoh bahan yang telah dipancarkan (ejakulasi).
Ini adalah uji sederhana yang dapat dilakukan, dan klinik infertilitas pria akan mendukung Anda dengan layanan diagnostik atau bedah yang Anda butuhkan.
Bagaimana cara kerja analisis air mani?
Bahan percontoh (sampel) air mani perlu diambil dengan cara masturbasi, setelah 3 hari pantang ejakulasi. Seluruh jumlah ejakulasi dikumpulkan da­lam wadah spesimen steril dan dibawa ke Laboratorium Andrologi yang ber–ada di Klinik Fertilitas, baik yang di dalam maupun yang di dalam rumah sa–kit. Penting untuk membuat janji terlebih dahulu dengan laboratorium ter­sebut, sehingga percontoh air mani dapat dianalisis dalam waktu satu jam, agar mengorbankan percontoh dapat dihindari. Bahan percontoh dapat di­ke­luarkan di ruang ‘privat’ di klinik tersebut.
Kemudian ahli andrologi akan menilai semen tadi tentang penampakan, war­na, pH dan keberadaan lekosit. Berikutnya dihitung jumlah spermatozoa (kon­­sentrasi) dan motilitas spermatozoa (secepat apa gerak spermato­zoa). Hasil yang normal adalah:  jumlah spermatozoa minimal 20 juta sperma/mL, de­ngan sekurang-kurangnya setengahnya bergerak maju progresif.
Morfologi (bentuk) spermatozoa juga dinilai. Jika diperlukan, vitalitas sper­ma­­tozoa juga dihitung (persentase sperma immotil yang hidup atau mati) di­dasarkan pada khasiat pewarna terhadap spermatozoa.
Jika ditemukan kelainan, sering diperlukan uji ulang untuk menilai jenis dan ta­raf masalah, dan apakah itu gambaran yang menetap. Spermatozoa me­mi­liki siklus hidup 72 hari; artinya,jadi jika sakit atau tercekam maka hal ini un­tuk dapat mempengaruhi sementara mutu produksi spermatozoa.
 Bagaimana infertilitas pria diobati?
Pada keadaan dengan jumlah sperma yang rendah, gerakan sperma yang bu­ruk, atau spermatozoa berbentuk tidak normal jumlah tingginya, maka sun­tik spermatozoa intrasitoplasma (SIIS) atau intracytoplasmic sperm injec­tion (ICSI) dapat digunakan sebagai bagian dari siklus penanganan FIV yang se­dang dijalankan.
Antibodi antisperma
Jika sperma menempel satu sama lain secara kepala-kepala (head-to-head), ekor-to-ekor (tail-to-tail) atau cara campuran, ini dikenal sebagai agluti­nasi, dan adanya antibodi sperma mungkin menjadi penyebabnya. Sederha­na­nya, itu berarti telah dibentuk antibodi terhadap sperma sendiri, dan se­cara ber­makna dapat memengaruhi penerobosan spermatozoa ke dalam ge­tah ser­viks, dan keberhasilan perawatan FIV apapun. ICSI digunakan untuk me­ng­a­ta­si persoalan ini juga.
Uji DNA spermatozoa
Beberapa pasien memerlukan pengujian fragmentasi DNA pada spermatozoa. Pada riwayat keguguran berulang, atau kegagalan pada beberapa siklus pe­ngobatan, dapat dilakukan diagnosis dan pengobatan fragmentasi DNA yag bertaraf tinggi. Cara ini juga berguna bagi pria yang kadar leukosit dalam air maninay telah meningkat, telah terpajan zat beracun, umur lebih dari 40 ta­hun, atau mengidap diabetes mellitus.
Tera susunan kromatin spermatozoa (sperm chromatin structure assay, SCSA) mengukur stabilitas kromatin dan membuat perkiraan taraf kerusakan DNA pada spermatozoa.
Pemberian antioksidan dapat meningkatkan kesehatan spermatozoa, atau spermatozoa yang terbaik untuk perlakuan SSIS dapat dipilih pembesaran tinggi digital dari spermatozoa (Digital High Magnification of Sperm).


Vas deferens tersumbat
Jika vas deferens telah dibuang ketika vasektomi atau jika tersumbat mung­kin diperlukan pembedahan. Cara yang lebih sederhana untuk mengumpul­kan spermatozoa secara pembedahan juga mungkin.

30 December 2012

Inseminasi Buatan Intrauterin


Infertilitas: Apa itu?

Ketidakberhasilan hamil secara alami dalam 12 bulan bersanggama teratur tanpa perlindungan kontrasepsi (alat keluarga berencana). Pada istri yang sudah berumur 35 tahun atau lebih, batasan tersebut dipersingkat menjadi 6 bulan. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur (oosit) di indung telur (ovarium) yang mulai berkurang.
 
Tatacara inseminasi untuk infertilitas
 Inseminasi menggunakan pipa halus yang lentur (kateter atau kanula) untuk menempatkan benih spermatozoa ke dalam saluran reproduksi wanita. Untuk sebagian pasutri dengan masalah infertilitas, inseminasi dapat meningkatkan peluang kehamilan.
 
Pada pasutri dengan suami yang steril (mandul, samasekali tidak memiliki benih spermatozoa) atau sudah diketahui memiliki jumlah sperma yang sangat rendah, atau membawa risiko penyakit genetik, atau ada juga keadaan lain, misalnya seorang wanita berencana untuk hamil tanpa pasangan pria, maka di beberapa negara diperbolehkan untuk menggunakan benih spermatozoa donor. Perlu diketahui bahwa pemakaian spermatozoa donor dan sel telur donor dilarang oleh sebagian besar agama dan hukum di banyak negara, termasuk Indonesia.

Sebelum inseminasi, bahan air mani yang berisi spermatozoa harus terlebih dahulu dicuci dan dipekatkan (dikonsentrasikan) karena jika menempatkan sperma langsung ke rahim tanpa dicuci dapat menyebabkan kejang rahim yang parah. Pemekatan dicapai dengan cara bertahap memilih spermatozoa yang sangat aktif dan sehat agar jenis spermatozoa yang demikian lebih mampu membuahi sel telur.
 
Inseminasi intrauterin (IIU)
Inseminasi intrauterin (IUI) adalah penempatan spermatozoa ke dalam rahim wanita ketika seseorang wanita dalam masa ovulasi. Keadaan ini dicapai dengan kanula yang dimasukkan ke vagina, kemudian melintasi leher rahim, dan ke dalam rahim. Bahan olahan spermatozoa kemudian disemburkan di suatu titik dekat dengan mulut dalam saluran telur (ostium tubae internum).

Pada IIU ini dapat digunakan spermatozoa dari suami atau donor. Perlakuan ini sering digabungkan dengan pemberian obat perangsang kantong telur (superovulasi) untuk meningkatkan jumlah sel telur yang tersedia.
 
Inseminasi buatan (IB)
 Inseminasi buatan (IB) adalah nama lain untuk inseminasi intrauterin, tetapi juga dapat dimaksudkan sebagai penempatan spermatozoa di dalam vagina (intravagina) atau leher rahim (intraserviks) pada masa ovulasi. Kemudian spermatozoa itu akan menempuh perjalanan ke saluran telur (tuba Falloppii), tempat terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoa.
 
IB dapat dilakukan dengan spermatozoa dari suami atau donor (jika agama dan undang-undang setempat mengizinkan), dan dapat digabungkan dengan superovulasi.
 
Apa yang diharapkan setelah perlakuan
Teknik ini dilakukan secara rawat jalan dan hanya membutuhkan waktu pemulihan yang singkat. Pasien mungkin akan mengalami rasa kejang otot rahim selama perlakuan, terutama ketika spermatozoa disemburkan ke dalam rongga rahim. Setelah perlakuan, pasien disarankan untuk menghindari aktivitas berat selama 1-2 hari.
 
Mengapa inseminasi dikerjakan

Inseminasi intrauterin atau inseminasi buatan dilakukan, jika:
  • Sebagian besar uji-uji yang telah dilakukan tidak menemukan penyebab infertilitas pada pasutri tersebut (infertilitas tak-terjelaskan atau infertilitas idiopatik, atau unexplained infertility)
  • Seorang pria melepaskan air mani dan spermatozoa berbalik ke dalam kandung kemih dan bukan keluar penis (ejakulasi berbalik atau retrograd). Spermatozoa dikumpulkan dari endapan kemih, dicuci, dan digunakan untuk inseminasi.
  • Tidak ada spermatozoa atau jumlah sangat sedikit, atau bermutu rendah. Dalam hal ini, mungkin dokter menyarankan agar pasien menjalani suntik spermatozoa ke dalam sel telur (disebut suntik spermatozoa intrasitoplasma, SSIS atau intracytoplasmic sperm injection, ICSI).
  • Ada masalah pada leher rahim (serviks), misalnya akibat pembedahan (operasi) terdahulu, yang dapat mencegah spermatozoa melintasi kanal serviks tersebut.
  • Seorang wanita yang tidak memiliki pasangan pria. (Alasan ini secara hukum negara dan agama dilarang di Indonesia)
 Sejauh mana hasilnya?
  
Inseminasi dapat meningkatkan peluang hamil, terutama bila digabungkan dengan superovulasi. Keberhasilan penanganan sangat dipengaruhi oleh umur wanita (sel telur yang menua menurunkan laju kehamilan, dan risiko keguguran meningkat sesuai umur). Sebagian besar laju keberhasilan terwujud dalam kehamilan dini yang dikandung, tetapi tidak mencerminkan kehamilan mengalami keguguran. Pada setiap kelompok wanita, laju kelahiran hidup lebih rendah daripada laju kehamilan dini.

Mengobati infertilitas idiopatik
 
IIU yang disuperovulasi menawarkan peluang kehamilan lebih besar dibandingkan dengan IB yang tidak disuperovulasi. Tanpa superovulasi, ternyata IIU, IB, dan sanggama yang terjadwal waktunya menghasilkan laju kehamilan yang serupa. 
 
Mengobati infertilitas pria

Untuk infertilitas pria yang ringan, IIU menghasilkan laju kehamilan dua kali lipat (6,5%) dibandingkan IB atau sanggama yang terjadwal waktunya (3%).
Superovulasi hanya sedikit menambah peluang kehamilan bilamana digunakan IIU untuk infertilitas pria yang ringan. 
 
Mengobati infertilitas terkait endometriosis
 
Untuk infertilitas yang disebabkan endometriosis ringan, penanganan dengan IIU yang digabungkan dengan superovulasi gonadotropin memberikan laju kelahiran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak ditangani.
Banyak kajian menemukan bahwa perlakuan IIU dua kali dalam satu siklus haid tidak bermanfaat untuk pasutri infertil.
 
Risiko
  • Inseminasi yang digabungkan dengan superovulasi meningkatkan risiko kehamilan ganda (hamil lebih dari satu janin). Kehamilan ganda memberikan risiko tinggi bagi ibu dan janin. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan membatasi dosis obat dan memilih obat perangsang ovulasi yang sesuai dengan masing-masing individu.
  • Perlakuan inseminasi menimbulkan sedikit risiko infeksi. Ini dapat dicegah dengan memberikan antibiotika segera setelah perlakuan inseminasi.
  • Sebagian wanita mengalami kejang otot rahim yang berat selama perlakuan inseminasi. Keadaan ini dapat diatasi dengan menyisipkan progesteron ke dalam vagina atau anus segera setelah tindakan.
  • Ada sedikit risiko rahim tertusuk selama perlakuan IIU. Kejadian ini dapat dihindari dengan menggunakan alat inseminasi berbahan plastik khusus yang sangat lentur, dan sudah ada patokan ukuran kedalaman rongga rahim.
  • Ada sedikit risiko sindrom hiperstimulasi ovarium jika superovulasi digunakan bersama-sama dengan inseminasi. Dapat dihindari dengan menyiapkan asupan makanan berprotein lebih banyak, misalnya dengan meminum susu selama masa perangsangan indung telur.
  • Peluang risiko cacat lahir bagi janin yang dikandung dari hasil teknik reproduksi berbantu (assisted reproductive techniques) hampir setara dengan yang hamil alami.

Apa yang perlu dipikirkan?
 
Perlakuan inseminasi merupakan cara paling sederhana dan paling kurang mahal dari teknologi reproduksi berbantu. Tidak diperlukan anestesi atau pembedahan.
  
Penggunaan spermatozoa yang dibekukan
  • Jika digunakan spermatozoa beku, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
  • Spermatozoa tersebut berasal dari suami yang sah dan harus tetap beku selama minimal 6 bulan sebelum dapat digunakan. Sebelum dibekukan harus dipastikan bahwa bahan itu tidak memiliki sejumlah penyakit menular, termasuk human immunodeficiency virus (HIV).
  • Spermatozoa beku kurang efektif dibandingkan spermatozoa segar.


Disadur dari: WebMD Medical Reference from Healthwise. Last Updated: March 19, 2010

Bacaan:
  • Al-Inany H (2005). Female infertility, search date April 2004. Online version of BMJ Clinical Evidence. Also available online: http://www.clinicalevidence.com.
  • Cantineau AEP, et al. (2003). Single versus double intrauterine insemination (IUI) in stimulated cycles for subfertile couples. Cochrane Database of Systematic Reviews (1).
  • Speroff L, Fritz MA (2005). Male infertility. In: Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility, 7th ed., pp. 1135-1173.

04 July 2012

Jumat, 27/04/2012 19:33 WIB 

Matinya Sperma Bisa Karena Ini

Linda Mayasari - detikHealth
Berbagi informasi terkini dari detikcom



img
ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Pria mungkin telah menerapkan hidup sehat dengan rajin berolahraga dan berhenti merokok agar terhindar dari disfungsi ereksi dan masalah seksual lainnya.

Tetapi pria tetap perlu waspada dengan kualitas spermanya karena di sekitar Anda ada banyak barang hal mengejutkan yang dapat membunuh sperma.

Berikut 8 pembunuh sperma yang perlu diketahui seperti dilansir darirodale, Jumat (27/4/2012) antara lain:

1. Nota Kasir Supermarket

Sekitar 40 persen dari nota kasir yang Anda dapatkan setelah berbelanja dilapisi dengan bahan kimia bisphenol A (BPA) yang telah dikaitkan dengan masalah kesuburan dan penyakit jantung.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility menemukan bahwa pria dengan kadar BPA lebih tinggi dalam urin mereka mengalami jumlah sperma rendah dan kualitas sperma yang lebih rendah dari pria dengan kadar rendah.

2. Makanan kaleng

Banyak peneliti percaya bahwa sumber terbesar pencemaran BPA didapat dalam makanan yang dikemas dalam kaleng.

Hampir semua dari kaleng logam dilapisi dengan resin BPA, yang dapat bermigrasi ke makanan di dalamnya. Produk kalengan seperti pasta tomat atau saus mengandung BPA dalam jumlah yang tinggi.

3. Sex toys

Sex toys yang terbuat dari bahan plastik mengandung bahan kimia phthalates yang berhubungan dengan kanker, alergi, cacat lahir, dan infertilitas. Gunakan sex toys dari bahan silikon yang berkualitas tinggi dan aman secara medis.

4. Peralatan Mandi

Phthalates tidak hanya ditemukan dalam sex toys saja, tetapi juga dalam sabun, sampo, pembersih, dan dalam tirai vinil shower.

Pilihlah sabun dan sampo yang terbuat dari bahan alam. Hindari produk perawatan pribadi yang memiliki aroma atau bau.

5. Jok Kendaraan yang Panas

Ketika kendaraan diparkir di tengah terik matahari, jok kendaraan akan memanas. Jangan langsung duduk di jok yang panas karena dapat merusak kualitas sperma.

6. Wajan Anti Lengket

Bahan kimia anti lengket yang digunakan dalam panci dan wajan sering mengandung asam perfluoroalkyl yang membuat pasangan Anda lebih sulit untuk hamil.

Sebuah studi pada tahun 2009 di Denmark yang dipublikasikan dalam Environmental Health Perspectives menemukan bahwa pria dengan tingkat perfluoroalkyl yang tinggi hanya memiliki setengah dari jumlah sel sperma yang normal.

7. Kosmetik dan Makanan Berpengawet

Parabens digunakan dalam kosmetik, pembersih, dan bahkan beberapa makanan olahan sebagai pengawet. Padahal paraben tidak hanya dapat mempengaruhi kanker payudara saja, tetapi juga perubahan genetik abnormal dalam sperma laki-laki.

8. Gas Alam

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2010 dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa benzena pada gas alam akan menyebabkan kerusakan genetik pada sperma jika pria terpapar secara langsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan berisiko terhadap risiko cacat lahir pada anak Anda.