31 December 2012

Uji Infertilitas Pria


Mengapa air mani perlu diperiksa (analisis)?
Sekitar sepertiga dari semua masalah yang berhubungan dengan kesuburan (fertilitas) karena persoalan-persoalan infertilitas pria. Seringkali seorang pria benar-benar tampak sehat, tetapi menghasilkan sperma yang bermutu bu­­ruk. Sebagian lagi pria mungkin memiliki masalah medis yang lebih parah, misalnya kadar hormon seks lelaki (testosteron) rendah.
Analisis semen merupalan uji infertilitas pria yang paling penting. Cara ini dapat mengukur dengan jitu jumlah, motilitas (daya gerak), morfologi (uku­ran dan bentuk) spermatozoa, dan volum dan konsistensi percontoh bahan yang telah dipancarkan (ejakulasi).
Ini adalah uji sederhana yang dapat dilakukan, dan klinik infertilitas pria akan mendukung Anda dengan layanan diagnostik atau bedah yang Anda butuhkan.
Bagaimana cara kerja analisis air mani?
Bahan percontoh (sampel) air mani perlu diambil dengan cara masturbasi, setelah 3 hari pantang ejakulasi. Seluruh jumlah ejakulasi dikumpulkan da­lam wadah spesimen steril dan dibawa ke Laboratorium Andrologi yang ber–ada di Klinik Fertilitas, baik yang di dalam maupun yang di dalam rumah sa–kit. Penting untuk membuat janji terlebih dahulu dengan laboratorium ter­sebut, sehingga percontoh air mani dapat dianalisis dalam waktu satu jam, agar mengorbankan percontoh dapat dihindari. Bahan percontoh dapat di­ke­luarkan di ruang ‘privat’ di klinik tersebut.
Kemudian ahli andrologi akan menilai semen tadi tentang penampakan, war­na, pH dan keberadaan lekosit. Berikutnya dihitung jumlah spermatozoa (kon­­sentrasi) dan motilitas spermatozoa (secepat apa gerak spermato­zoa). Hasil yang normal adalah:  jumlah spermatozoa minimal 20 juta sperma/mL, de­ngan sekurang-kurangnya setengahnya bergerak maju progresif.
Morfologi (bentuk) spermatozoa juga dinilai. Jika diperlukan, vitalitas sper­ma­­tozoa juga dihitung (persentase sperma immotil yang hidup atau mati) di­dasarkan pada khasiat pewarna terhadap spermatozoa.
Jika ditemukan kelainan, sering diperlukan uji ulang untuk menilai jenis dan ta­raf masalah, dan apakah itu gambaran yang menetap. Spermatozoa me­mi­liki siklus hidup 72 hari; artinya,jadi jika sakit atau tercekam maka hal ini un­tuk dapat mempengaruhi sementara mutu produksi spermatozoa.
 Bagaimana infertilitas pria diobati?
Pada keadaan dengan jumlah sperma yang rendah, gerakan sperma yang bu­ruk, atau spermatozoa berbentuk tidak normal jumlah tingginya, maka sun­tik spermatozoa intrasitoplasma (SIIS) atau intracytoplasmic sperm injec­tion (ICSI) dapat digunakan sebagai bagian dari siklus penanganan FIV yang se­dang dijalankan.
Antibodi antisperma
Jika sperma menempel satu sama lain secara kepala-kepala (head-to-head), ekor-to-ekor (tail-to-tail) atau cara campuran, ini dikenal sebagai agluti­nasi, dan adanya antibodi sperma mungkin menjadi penyebabnya. Sederha­na­nya, itu berarti telah dibentuk antibodi terhadap sperma sendiri, dan se­cara ber­makna dapat memengaruhi penerobosan spermatozoa ke dalam ge­tah ser­viks, dan keberhasilan perawatan FIV apapun. ICSI digunakan untuk me­ng­a­ta­si persoalan ini juga.
Uji DNA spermatozoa
Beberapa pasien memerlukan pengujian fragmentasi DNA pada spermatozoa. Pada riwayat keguguran berulang, atau kegagalan pada beberapa siklus pe­ngobatan, dapat dilakukan diagnosis dan pengobatan fragmentasi DNA yag bertaraf tinggi. Cara ini juga berguna bagi pria yang kadar leukosit dalam air maninay telah meningkat, telah terpajan zat beracun, umur lebih dari 40 ta­hun, atau mengidap diabetes mellitus.
Tera susunan kromatin spermatozoa (sperm chromatin structure assay, SCSA) mengukur stabilitas kromatin dan membuat perkiraan taraf kerusakan DNA pada spermatozoa.
Pemberian antioksidan dapat meningkatkan kesehatan spermatozoa, atau spermatozoa yang terbaik untuk perlakuan SSIS dapat dipilih pembesaran tinggi digital dari spermatozoa (Digital High Magnification of Sperm).


Vas deferens tersumbat
Jika vas deferens telah dibuang ketika vasektomi atau jika tersumbat mung­kin diperlukan pembedahan. Cara yang lebih sederhana untuk mengumpul­kan spermatozoa secara pembedahan juga mungkin.

No comments: