01 January 2013

Adenomiosis dan Penanganannya


Adenomiosis: Apa itu?


Adenomiosis adalah keadaan adanya lapisan dalam rahim (endometrium) menerobos dinding otot rahim (miometrium). Adenomiosis dapat menyebabkan kejang haid, tekanan perut bagian bawah, dan kembung sebelum kurun haid dan dapat menyebabkan perdarahan haid yang berat. Keadaan ini dapat ditemukan di seluruh rahim atau terbatas di satu tempat.

Meskipun adenomiosis dianggap keadaan jinak (tidak mengancam jiwa), tetapi rasa nyeri yang kerap dan perdarahan berat yang terkait dengan itu dapat berdampak negatif terhadap mutu hidup wanita.

Apa gejala adenomiosis?

Sebagian wanita yang terdiagnosis adenomiosis mungkin tidak bergejala, tetapi penyakit ini dapat menyebabkan:
  • Perdarahan berat, haid berkepanjangan
  • Kejang haid berat
  • Tekanan perut dan kembung

Siapa yang terkena adenomiosis?

Adenomiosis merupakan keadaan yang lazim dijumpai pada wanita. Penyakit ini paling sering ditemukan pada wanita paruh baya dan wanita yang telah memiliki anak. Selain itu dapat pula menyerang wanita yang telah menjalani pembedahan rahim sebelumnya.

Meskipun penyebab adenomiosis belum diketahui, telah dibuktikan bahwa berbagai hormon - termasuk estrogen, progesteron, prolaktin, dan hormon perangsang folikel - dapat memicu penyakit ini.

Bagaimana cara mendiagnosis adenomiosis?

Hingga kini, satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis adenomiosis adalah histerektomi dan memeriksa jaringan rahim di bawah mikroskop. Namun demikian, teknologi pencitraan telah memungkinkan dokter untuk mengenali adenomiosis tanpa pembedahan. Dengan ultrasonografi (USG) transvaginal atau pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging, MRI), dapat dilihat perangai dan ciri penyakit ini di rahim.

Jika dicurigai ada adenomiosis, langkah pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan panggul dapat menemukan rahim yang membesar dan melunak. USG memungkinkan untuk melihat rahim, lapisannya, dan dinding otot. Meskipun USG tidak dapat memastikan diagnosis adenomiosis, tetapi dapat membantu untuk menyingkirkan keadaan lain dengan gejala yang serupa.

Teknik lain yang terkadang digunakan untuk membantu menilai gejala yang terkait adenomiosis adalah histerosonografi. Dalam histerosonografi, larutan garam disuntikkan melalui pipa kecil ke dalam rahim sebelum dilakukan USG. MRI dapat digunakan untuk memastikan diagnosis adenomiosis pada wanita dengan perdarahan uterus abnormal.

Mengingat gejalanya sangat mirip, adenomiosis sering disalah-tafsirkan sebagai miom uterus (fibroids). Namun, dua keadaan tersebut tidak sama. Miom adalah massa jaringan yang melekat pada dinding rahim, sedangkan adenomiosis adalah pertumbuhan di dalam dinding rahim. Diagnosis yang jitu merupakan kunci bagi memilih penanganan yang tepat.

Bagaimana adenomiosis ditangani?

Pengobatan untuk adenomiosis sebagian bergantung pada gejala, keparahannya, dan kecukupan jumlah anak. Gejala ringan dapat diobati dengan obat anti-nyeri yang dijual bebas dan penggunaan bantal pemanas untuk meringankan kejang.

  • Obat antiradang. Obat antiradang nir steroid (OARNS) atau anti-inflammatory drugs, (NSAIDs) meringankan nyeri ringan terkait dengan adenomiosis. OARNS biasanya dimulakan satu sampai dua hari sebelum awal kurun haid dan terus dilanjutkan sampai beberapa hari pertama kurun haid.
  • Pengobatan hormonal. Gejala seperti haid yang berlimpah atau sangat nyeri dikendalikan dengan pemberian hormon seperti AKDR-pelepas LNG (levonorgestrel) yang dipasang ke dalam rahim, penghambat aromatase, dan analog GnRH.
  •  Embolisasi arteri uterina. Pada tindakan invasif minimal, partikel kecil digunakan untuk membendung pembuluh darah yang mengalirkan darah ke adenomiosis tersebut. Partikel-partikel dipandu melalui pipa kecil yang dimasukkan ke dalam vagina melalui leher rahim (serviks). Akibat pasok darah terputus, maka adenomiosis akan menyusut.
  • Ablasi endometrium. Tindakan invasif minimal ini menghancurkan selaput rongga rahim. Ablasi endometrium ternyata berdaya-guna (efektif) untuk mengurangi gejala jika adenomiosis belum menembus jauh ke dalam dinding otot dinding rahim.
  • Reseksi adenomiosis. Dengan cara pembedahan ini, bagian jaringan otot dinding rahim yang terkena penyakit adenomiosis disayat dan dibuang sebanyak mungkin. Sebelum tindakan ini dikerjakan, paling baik adalah memberikan sekurang-kurangnya satu kali suntikan obat agonis-GnRH pada 4 minggu sebelum hari pembedahan. Tujuannya adalah untuk mempertegas batas jaringan yang sakit agar mudah disayat dan dibuang.
Apakah adenomiosis menjadi penyebab infertilitas?

Berhubung banyak wanita yang menderita adenomiosis juga memiliki endometriosis, maka sukar untuk mengatakan dengan tepat apa peran adenomiosis dalam masalah kesuburan. Namun demikian, telah ditunjukkan bahwa adenomiosis dapat menyebabkan infertilitas, karena mengubah bentuk rahim dan memperburuk pasok darah serta mengganggu daya imun di selaput rahim.

Adenomiosis dapat disembuhkan?

Satu-satunya penanganan pasti (definitif) untuk adenomiosis adalah histerektomi, atau pengangkatan rahim. Ini seringkali menjadi pilihan penanganan bagi wanita dengan gejala-gejala yang mencolok.



 

 

Disadur dari:
http://women.webmd.com/adenomyosis-symptoms-causes-treatments?page=2 - Selasa, 1 Januari 13 -2:01:53 PM

1 comment:

Unknown said...

Selamat malam, dokter
perkenalkan saya stefani, lajang usia 25 tahun
saya mengalami gejala nyeri haid hebat, kemudian didiagnosa mengalami adenomyosis pada bulan maret 2013
sampai dengan saat ini, saya mengkonsumsi azol 200mg 2x sehari
yang ingin saya tanyakan, apa akibatnya apabila adenomyosis ini tidak diobati ?

terima kasih, dokter