09 January 2008

Kista ovarium (indung telur) dan tumor jinak uterus (rahim)

Kista adalah kantong abnormal yang berisi cairan abnormal di seluruh tubuh. Dengan demikian, sebenarnya kista tak hanya bisa tumbuh di indung telur, tetapi juga di tempat-tempat lain, misalnya kulit, paru-paru, usus dan bahkan otak. Bila produksi cairan di dalam kantong kista bertambah maka kista pun akan membesar. Lambat laun kantong kista menipis dan sangat mungkin pecah. Sama halnya dengan balon yang rawan pecah saat ditiup semakin besar.

Faktor pemicu munculnya kista banyak sekali, antara lain pencemaran lingkungan hidup, termasuk udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya. Selain itu ikut juga berperan faktor makanan yang berlemak tinggi, dalam hal ini adalah zat hormon atau mirip-hormon abnormal yang terkandung di dalammya, khususnya steroid seks (misalnya estrogen). Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehingga menaikkan produksi hormon testosteron. Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron, serta sedikit testosteron. Bilamana kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing. Hormon estrogen alami yang berasal dari ovarium seolah terselubung oleh kerja estrogen yang tak normal ini, sehingga tidak mampu bekerja dengan baik. Hal ini memudahkan tumbuhnya penyakit endometriosis, kista endometriosis, dan bahkan juga miom (tumor padat dari otot bungkus otot rahim).

Kista dapat dibedakan berdasarkan isinya

Kista serosum
Kista ini berisi cairan bening (yang bentuk dan warnanya seperti air perasan kunyit). Apabila bersarang di indung telur maka kista ini mudah pecah. Jenis kista ini sering berubah menjadi penyakit ganas (disebut kanker) indung telur atau kanker ovarium. Proses pembesaran kista serosum sangat dipengaruhi siklus haid karena saat haid terjadilah penambahan jumlah cairan di dalam indung telur. Hormon estrogen yang meningkat saat kehamilan juga memicu pembesaran kista. Umumnya kista berbentuk seperti buah yang bertangkai. Bilamana kehamilan makin besar, maka rahim yang membesar karena pertumbuhan janin akan mendesak kista itu.

Akibatnya, mungkin saja tangkai itu kista terpuntir (torsi), yang merupakan kasus darurat karena penderita akan mengalami sakit yang sangat. Untuk mencegah terjadinya torsi, begitu ditemukan pada kehamilan triwulan awal, maka kista harus segera diangkat. Pendeteksian (penasahan) kista serosum haruslah akurat. Secara sepintas bentuknya mirip badan kuning telur(korpus luteum), yaitu sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan dan dibutuhkan selama kehamilan muda. Oleh karena itu, jika pada pemantauan USG (ultrasonografi) terlihat ada kantong besar di indung telur, ini tidak otomatis berarti ada kista. Bilamana korpus luteum yang disangka kista ini diambil, maka akan memicu keguguran (abortus). Untuk amannya, tunda tindakan pengangkatannya hingga kehamilan berusia 14 minggu. Saat itu korpus luteum sudah menghilang. Namun, jika pada pemeriksaan USG masih terlihat kantong itu, maka kista hampir dapat dipastikan. Kalau sudah begitu berarti harus segera diangkat.

Kista musinosum
Kista ini berisi cairan berupa lendir kental dan lengket. Bentuknya menyerupai ingus tetapi sifat pelekatannya mirip kanji. Sama seperti serosum, kista musinosum pun akan membesar akibat adanya kehamilan. Oleh sebab itu, manakala kista musinosum tertasah (terdeteksi) harus segera diangkat. Penanganan kista musinosum pun harus dilakukan dengan seksama agar tidak pecah. Jika pecah, maka cairan mirip kanji itu akan membuat perlekatan antar organ-organ di dalam rongga perut. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapa membuat usus saling menempel, dan kista semakin sulit diambil.

Kista dermoid
Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang atau sisa-sisa kulit. Diperkirakan, dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrional yang salah-letak ke organ genital semasa yang bersangkutan masih berupa janin. Artinya, kista ini merupakan bawaan sejak lahir dan dapat dialami oleh lelaki atau perempuan. Seperti halnya kista musinosum, penanganan kista dermoid memerlukan kehati-hatian karena bila "meletus", maka selain cairannya membuat lengket, juga si cairan di dalamnya, seperti rambut, gigi atau tulang, dapat masuk ke dalam dan mencemari rongga perut sehingga menimbulkan sakit yang luar biasa.

Kista endometriosis
Kista ini berasal dari sel-sel selaput dalam perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya dapat berupa infeksi genitalia (alat kandungan) yang menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk ke dalam rongga perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya-tahan selaput dalam perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid, tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, karena ada pula yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel sakit dan rusak yang ada di selaput perut, sehingga memunculkan endometriosis.

Mengingat sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker-jinak. Ia tumbuh di seluruh lapangan perut dan secara perlahan menyebar ke hampir semua organ tubuh misalnya usus, paru, hati, mata, otak, kulit, otot rahim; tetapi tempatnya bersarang yang paling sering adalah indung telur. Indung telur yang terkena endometriosis akan membesar pada masa haid. Tak heran jika penderita endometriosis sering mengalami nyeri haid. Ini adalah akibat indung telur yang membengkak tersebut. Begitu darah keluar rasa sakit biasanya akan berkurang. Namun, bilamana sudah terjadi pelekatan di dalam rongga perut, maka sakitnya dapat menetap. Seluruh tubuh, dari kepala hingga betis dapat terasa seperti dipelintir.

Dalam masa hamil, operasi kista tidak mengganggu janin

Bagaimana kista harus ditangani tentunya bergantung pada kasus yang terjadi. Kista fisiologis yang memang tumbuh saat hamil, seperti korpus luteum tentu akan dibiarkan saja. Namun, semua kista patologis harus segera dibuang dengan tindakan operasi. Operasi pengangkatan kista saat hamil tidak akan mengganggu janin dan juga tidak mengganggu rahim. Orang awam memang sering keliru membedakan antara rahim dan indung telur. Padahal ini jelas berbeda. Rahim merupakan tempat tinggal janin sedangkan indung telur tempat bersarangnya kista. Artinya, janin dan kista memiliki 'rumah' yang berbeda. Tidak perlu khawatir dengan keguguran. Tindakan operasi pengangkatan kista, justru akan menyelamatkan janin karena menghindari terjadinya komplikasi selama hamil.

Miom tidak harus dioperasi

Berbeda dengan kista, miom yang 'satu rumah' dengan janin, yaitu di rahim, jelas tidak dapat dimanipulasi ('utak-atik') secara sembarang. Istilah sederhananya untuk miom adalah daging-tumbuh di rahim. Miom berbentuk keras tetapi dapat melunak atau mencair jika pasok (suplai) oksigen ke bagian itu berkurang. Peristiwa ini disebut degenerasi. Jika operasi dilakukan terhadap miom, ibu hamil akan mudah mengalami keguguran. Lokasi tumbuh miom dapat berada di dalam dinding rahim atau di permukaan dalam rongga rahim. Jika di dalam dinding rahim, gejala yang ditimbulkan biasanya tidak akan terlalu berat dan jarang mengganggu kehamilan. Berbeda dengan miom yang tumbuh di saluran leher rahim karena akan membuat saluran leher rahim menjadi sempit dan mengganggu masuknya sperma ke dalam rahim dan saluran telur.

Selama kehamilan, miom tidak boleh diambil sembarang kecuali yang bentuknya bertangkai. Bilamana memang kehadirannya tidak mengganggu fungsi tubuh, misalnya mengganggu pernapasan, maka lebih baik dibiarkan selama kehamilan. Nanti sekitar tiga bulan setelah persalinan, perkembangan miom itu akan dilihat kembali. Jika semakin besar maka perlu diambil secara tindakan laparotomi (melalui bedah rongga perut) atau dengan tindakan laparoskopi (teropong melalui pusar).

Adenomiosis lebih sakit

Adenomiosis mirip dengan miom, tetapi lokasi tumbuhnya di sela-sela otot rahim. Dibedakan dengan miom, karena asal-usulnya yang tidak sama. Adenomiosis sebenarnya adalah endometriosis, tetapi tumbuhnya di dinding rahim. Gangguan ini dapat diibaratkan memar akibat terkena tinju karena ada perdarahan di antara jaringan ototnya. Biasanya penderita adenomiosis akan mengalami sakit luar biasa saat haid, dan ini melebihi penderita endometriosis yang berlokasi di tempat lain. Penderita dapat merasakan sakit sampai menungging-nunging karena tak menahan sakit yang alang kepalang, dan biasanya minta segera dioperasi.

Pola hidup sehat sebagai pencegahan

Ada kista yang dapat dicegah dan ada pula yang tidak. Kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrional jelas tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak lahir. Namun, kemunculan kista jenis lain sebenarnya dapat dicegah, termasuk pada orang yang secara keturunan (herediter) memiliki bakat kista, miom atau adenomiosis. Caranya tak lain adalah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur.

Sumber: Wawancara T.Z. Jacoeb dengan Tabloid NIKITA

5 comments:

Lisye said...

malam dok...sy ingin bertanya smg berkenan menjawab..apakah betul apabila kita mempunyai kista ovarium dianjurkan tidak hamil dulu karena khawatir membesar ? terimakasih sebelumnya

T.Z. Jacoeb said...

Kista ovarium dapat mencerminkan dua keadaan, yaitu keadaan yang berbahaya (patologis) atau keadaan yang tidak berbahaya (fisiologis). Pada keadaan yang patologis, dianjurkan kepada pasien untuk membuang kista tersebut sebelum hamil supaya tidak menimbulkan masalah semasa kehamilan, karena sebagian besar akan bertumbuh membesar (kecuali kista endometriosis) selagi hamil. Selain itu juga dapat terpuntir pada pada tangkainya atau pecah. Pada keadaan fisiologis, kista tersebut biasanya berasal dari kantong telur (folikel) yang terlalu besar dan lambat pecah. Kantong ini lazimnya menyusut sendiri.

Dengan demikian, yang perlu dibuang adalah yang bersifat patologis.

new moomys said...

dok, mau tanya kemaren saya cek up ada kista di kanan dan kiri.kanan diameter 4, 16 cm,kiri masing-masing diameter 4,96cm;3,78cm;2,98cm.termasuk kista endometriosis.apakah saya bisa hamil pak?kalo mau dioperasi apakah harus diangkat beserta indung telurnya?terimakasih.qoyimah

T.Z. Jacoeb said...

Sebenarnya, hamil tidak selalu berhubungan dengan ada atau tiadanya kista di indung telur (ovarium). Hamil ditentukan oleh banyak hal, dan yang paling penting apakah benih sperma dapat membuahi benih (sel) telur di tempat yang normal, dihantarkan melalui saluran telur yang normal, dan ditanamkan di tempat tumbuh yang juga normal dan sudah siap ditanami (selaput rahim atau endometrium).

Dengan demikian, sehubungan dengan pertanyaan di atas, yang perlu dinilai dari indung telur itu adalah apakah masih berfungsi normal. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan mengukur kadar hormon reproduksi dalam darah, sesuai dengan jadwal yang ditentukan sepanjang masa subur.

Tindakan operasi hanya dilakukan segera jika ada keluhan nyeri, penekanan pada pipa saluran telur, atau ada gangguan fungsi indung telur.

Mudah-mudahan, jika dilakukan pemeriksaan secara sistematis dan penyebab kesulitan punya anak sudah diketahui, keberhasilan dapat diharapkan lebih besar.

new moomys said...

dok sebenarnya saya tidak dalam keadaan hamil. saya membuat blog dengan baby widget untuk teman saya yang sedang hamil. kalo saya sendiri belum menikah dan mengidap kista endometriosis. tanggal 26 januari 2011 kemarin saya cek up dan ternyata semaik membesar kurang lebih 6 cm, apakah ada hormon tertentu yang bisa digunakan agar kista tersebut mengecil.karena sewaktu aya haid saya mendapat kram perut selama 4 jam. tapi darah haid tidak keluar.tolongbantu saya dok. sebenarnya opsi operasi sangat saya hindari, karena saya sendiri takut akan tidak memilikiketurunan. terimakasih