04 July 2012

Laparoskopi pada endometriosis

Laparoskopi adalah cara pembedahan (operasi) yang paling umum digunakan untuk diagnosis dan pengobatan endometriosis.

Laparoskopi merupakan cara bedah yang relatif kecil bila hanya digunakan untuk diagnosis. Namun demikian, jika cara ini juga digunakan untuk tindakan endometriosis selama laparoskopi, maka akan menjadi cara yang invasif dan dikatakan sebagai pembedahan besar. Tindakan ini biasanya dikerjakan dengan anestesi umum. Jenis pembedahan ini dikenal pula sebagai pembedahan lubang-kunci (key-hole operation), dan merupakan salah satu bentuk penanganan bedah invasif kecil yang tersedia saat ini. Sebagian rumah sakit menyelenggarakan pembedahan ini sebagai tindakan rawat jalan, yaitu pasien pulang hari yang sama. Banyak pula rumah sakit yang meminta pasien untuk dirawat satu atau dua malam, yang memungkinkan untuk dilakukan pemantauan pemulihan pascabedah.

Bagaimana laparoskopi dikerjakan?

Pembedahan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggembungkan (insuflasi) perut dengan gas, biasanya karbon dioksida (CO2), melalui sayatan kecil di dekat pusar. Sebuah instrumen ramping panjang yang disebut laparoskop kemudian dimasukkan dengan hati-hati ke dalam rongga perut yang telah digembungkan untuk memeriksa rongga perut (abdomen) dan rongga panggul (pelvis). Selama operasi tubuh sedikit ditelentangkan sehingga kaki berada lurus di atas meja pembedahan lebih tinggi dari kepala (posisi Trendelenburg). Letak seperti ini memungkinkan beberapa organ perut bergeser ke atas ke arah dada dan menjauh dari lapang pandang laparoskopi. Gas yang digunakan untuk menggembungkan rongga perut akan membantu untuk memberikan pandangan yang lebih baik di dalam perut karena mendorong dinding perut dan usus jauh dari organ-organ di rongga panggul. Hal ini membuat pembedah lebih mudah melihat organ-organ reproduksi. Laparoskop adalah tabung ramping, berbentuk seperti teleskop miniatur, yang dimasukkan melalui sayatan kecil tepat di bawah pusar. Alat ini dilengkapi dengan lensa agar dapat melihat dengan jelas. Sebuah lempengan khusus memancarkan cahaya turun melalui tabung, ke dalam rongga perut, sehingga pembedah dapat melihat indung telur (ovarium), saluran telur (tuba Faloppii) dan organ di dekatnya. Setelah tindakan selesai, semua peralatan laparoskopi dilepaskan, gas dari rongga perut dikosongkan, sayatan dijahit dengan benang dan luka tersebut ditutup dengan balut.

Laparoskopi digunakan untuk diagnosis endometriosis

Selama tindakan laparoskopi, susukan (implan) endometriosis dapat dengan mudah dilihat seberapa luasnya. Susukan yang masih kecil tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Untuk diagnosis endometriosis yang jitu, perlu dilakukan biopsi (pengambilan sedikit percontoh jaringan) selama laparoskopi, untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi ini akan memperlihatkan endometriosis dengan lebih jelas, meski sesungguhnya tidak terlihat susukan endometriosis selama laparoskopi. Itulah sebabnya mengapa penting sekali untuk dilakukan biopsi ketika dilakukan laparoskopi, karena sebagian susukan endometriosis itu bersifat mikroskopis.

Laparoskopi untuk penanganan endometriosis

Tindakan yang sama seperti yang dilakukan untuk diagnosis endometriosis, juga digunakan selama pembedahan endometriosis. Setelah diagnostik dikerjakan, pembedah akan melanjutkan membedah semua susukan endometriosis yang telah dipastikan melalui diagnosis tadi. Ini biasanya memerlukan sayatan kecil kedua di dinding perut bagian bawah sehingga peralatan bedah laparoskopik tambahan dapat dimasukkan. Peralatan ini akan digunakan untuk dipakai untuk mengangkat semua susukan endometriosis dalam beragam cara.

Teknik-teknik yang lazim digunakan oleh dokter bergantung pada berbagai faktor, termasuk:
• pelatihan untuk tindakan-tindakan yang berlainan
• pengalaman tentang tindakan-tindakan yuang berlainan
• jenis peralatan yang digunakan

Pada setiap pembedahan endometriosis, dokter bertujuan melenyapkan susukan endometriosis, memisahkan dan membebaskan perlekatan, serta mengisap, menguliti (dekapsulasi) dan menangani semua kista besar. Pada pembedahan laparoskopi digunakan berbagai peralatan untuk melakukan berbagai perbaikan yang berbeda-beda terhadap setiap jaringan dan organ yang rusak akibat endometriosis. Elektrokaterisasi, yang menggunakan arus listrik, digunakan untuk memisahkan dan menggumpalkan (koagulasi) jaringan, terutama pembuluh darah guna mengendalikan perdarahan. Energi cahaya dalam bentuk laser juga dapat digunakan. Penanganan dengan sinar laser dapat digunakan untuk 'membakar' kista endometrium dan untuk memotong perlekatan (adesi). Keuntungan dari teknik pembedahan laser adalah bahwa khasiat laser sangat jitu dan mengurangi kerusakan jaringan.

Lama pembedahan

Ini akan bergantung pada jenis penanganan apa yang dilakukan. Jika Anda baru pertama kali menjalani laparoskopi, maka laparoskopi untuk diagnosis biasanya membutuhkan waktu antara 30 sampai 45 menit. Jika penanganan pembedahan dilanjutkan untuk menangani berbagai bentuk pertumbuhan endometriosis dan perlekatan dengan beragam tingkat kesulitannya, maka keseluruhan pembedahan dapat berlangsung hingga lebih dari dua jam.

Ringkasan

Pembedahan laparoskopi jika dilakukan dengan baik, akan memberikan ketidaknyamanan pascabedah yang jauh lebih sedikit dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan pembedahan konvensional (dengan menyayat dan membuka dinding perut). Teknik pembedahan laparoskopi dan peralatannya telah dikembangkan dengan pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Setiap bentuk pembedahan tidak lepas dari risiko. Selain itu, segala bentuk trauma pada tubuh akan menimbulkan rasa sakit dan reaksi pascabedah.

No comments: